Tautan-tautan Akses

Keterbatasan Sanitasi dan Air Bersih Dorong Rafah ke Jurang Bencana Kesehatan


Anak-anak Palestina berjalan melewati sebuah bangunan yang rusak akibat serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 1 Mei 2024. (Foto: Reuters)
Anak-anak Palestina berjalan melewati sebuah bangunan yang rusak akibat serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 1 Mei 2024. (Foto: Reuters)

Kondisi di Gaza, termasuk kurangnya fasilitas sanitasi dan akses ke air bersih, menjadi “resep bencana kesehatan masyarakat yang buruk,” demikian peringatan yang disampaikan seorang pakar kesehatan.

Tumpukan sampah dan genangan air terlihat di hampir setiap sudut kota di wilayah kantong yang kecil itu. Sementara itu, keluarga-keluarga mengatakan mereka menderita karena merebaknya penyakit, terutama di kalangan anak-anak. “Penyakit, epidemi, anak-anak kami selalu jatuh sakit,” ujar Enas Al Zard, seorang pengungsi perempuan dari Kota Gaza kepada Associated Press.

Waed Al-Delaimy, seorang pakar kesehatan masyarakat di University of California memperingatkan krisis yang membayangi di tengah kurangnya fasilitas sanitasi dan air bersih. "Ini semua saling berhubungan. Air, limbah, panas, akses ke listrik, akses ke bahan pembersih dan disinfektan," ujarnya.

Ia juga memperingatkan tentang kepadatan penduduk di Rafah, kota di bagian selatan Gaza, di mana lebih dari separuh penduduk Gaza mengungsi setelah kehilangan tempat tinggal akibat pertempuran. "Semua kondisi ini merupakan resep buruk bagi bencana kesehatan masyarakat,” tambahnya.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah melaporkan puluhan ribu kasus infeksi saluran pernapasan atas, diare, kutu, kudis, cacar air, ruam kulit, dan meningitis di tempat penampungan PBB.

Penyebaran penyakit yang cepat terutama disebabkan oleh kepadatan dan kebersihan yang buruk yang disebabkan oleh kurangnya toilet dan air untuk mencuci.

Perang Israel-Hamas yang memasuki bulan ketujuh ini dipicu oleh serangan Hamas ke bagian selatan Israel yang menewaskan 1.200 orang. Hamas juga menculik sekitar 250 orang, yang separuhnya dibebaskan saat tercapainya gencatan senjata pertama pada November lalu. Namun Hamas masih menahan 100-an orang lainnya, termasuk sekitar 30 jasad.

Serangan balasan Israel lewat darat dan udara hingga hari ini telah menewaskan lebih 34.500 warga Palestina. Perang ini juga telah memaksa 80% dari 2,3 juta penduduk Gaza meninggalkan rumah mereka, dan memadati kota-kota di bagian selatan yang kini berada di ambang kelaparan akut. [em/uh]

Forum

XS
SM
MD
LG