Tautan-tautan Akses

UNESCO Anugerahkan Guillermo Cano 2024 untuk Para Wartawan Palestina Peliput Perang di Gaza


FILE: Para jurnalis mengambil gambar dari atas gedung yang rusak menghadap gedung rumah sakit Al-Salam yang hancur di Khan Yunis, 7 April 2024 setelah Israel menarik pasukan daratnya keluar dari Jalur Gaza selatan. (AFP)
FILE: Para jurnalis mengambil gambar dari atas gedung yang rusak menghadap gedung rumah sakit Al-Salam yang hancur di Khan Yunis, 7 April 2024 setelah Israel menarik pasukan daratnya keluar dari Jalur Gaza selatan. (AFP)

UNESCO/Guillermo Cano Prize menganugerahkan Penghargaan Kebebasan Pers Dunia Guillermo Cano tahun 2024 kepada para wartawan Palestina yang meliput perang Israel-Hamas di Gaza. Penghargaan bergengsi ini disampaikan di sela-sela Konferensi Kebebasan Pers Dunia di Santiago, Chili, Kamis (2/5) lalu.

Dalam siaran pers yang diterima VOA, Ketua Juri Internasional Mauricio Weibel mengatakan “di masa kegelapan dan keputusasaan ini, kami ingin menyampaikan pesan solidaritas dan pengakuan yang kuat kepada para jurnalis Palestina yang meliput krisis ini dalam keadaan yang begitu dramatis. Sebagai umat manusia, kita berhutang besar atas keberanian dan komitmen mereka terhadap kebebasan berekspresi.”

Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay di Markas Besar UNESCO di Paris, Prancis, Selasa 2 April 2024. (Benoit Tessier/Pool Photo via AP)
Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay di Markas Besar UNESCO di Paris, Prancis, Selasa 2 April 2024. (Benoit Tessier/Pool Photo via AP)

Dirjen UNESCO Audrey Azoulay menjelaskan bahwa setiap tahun UNESCO/Guillermo Cano Prize memberikan perhargaan pada para wartawan pemberani yang menjalankan tugas dalam kondisi sulit dan berbahaya. “Sekali lagi pada tahun ini, penghargaan ini mengingatkan kita akan pentingnya tindakan kolektif untuk memastikan bahwa wartawan di seluruh dunia dapat terus melakukan pekerjaan penting mereka dalam memberikan informasi dan melakukan investigasi.”

UNESCO mengatakan sedikitnya 26 wartawan dan pekerja media tewas saat menjalankan tugas liputan perang Israel-Hamas di Jalur Gaza yang berlangsung sejak 7 Oktober lalu; atau berarti hampir setiap minggu ada wartawan tewas di Gaza.

Namun data yang dikumpulkan Committee to Protect Journalists CPJ menunjukkan jumlah wartawan yang tewas selama meliput perang di Gaza jauh lebih besar. Lewat situsnya, CPJ mengatakan hingga tanggal 3 Mei ini sedikitnya 97 wartawan dan pekerja media tewas. Ini mencakup 92 wartawan Palestina, 2 wartawan Israel dan 3 wartawan Lebanon. Selain itu ada 16 wartawa luka-luka, 4 wartawan hilang, dan 25 wartawan dilaporkan ditahan.

(FILES) Seorang jurnalis Palestina menggunakan ponsel untuk menyiarkan langsung perkembangan berita dari Rafah di Jalur Gaza selatan, 27 Desember 2023. (SAID KHATIB / AFP)
(FILES) Seorang jurnalis Palestina menggunakan ponsel untuk menyiarkan langsung perkembangan berita dari Rafah di Jalur Gaza selatan, 27 Desember 2023. (SAID KHATIB / AFP)

CPJ juga sedang menyelidiki sejumlah laporan yang belum dikonfirmasi mengenai wartawan lain yang dibunuh, hilang, ditahan, disakiti, atau diancam, serta kerusakan kantor media dan rumah wartawan,” tambah pernyataan itu.

Sekjen PBB: “Tanpa Kebebasan Pers, Kita Tidak Memiliki Kebebasan Apapun”

Secara terpisah Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan pekerja media semakin harus mempertaruhnya nyawa mereka untuk mendapatkan berita. Oleh karena itu “PBB mengakui pekerjaan wartawan yang tak ternilai harganya agar publik terlibat dan mendapatkan informasi,” cuit Guterres di X, seraya menambahkan “tanpa kebebasan pers, kita tidak memiliki kebebasan apapun.”

UNESCO Juga Soroti Serangan terhadap Wartawan Lingkungan Hidup

Selain wartawan di zona konflik, secara khusus UNESCO juga mengungkapkan kesulitan yang dialami wartawan yang meliput isu lingkungan hidup, di mana 70 persen diantara mereka telah diserang karena pekerjaan yang dilakukannya.

“Sedikitnya 749 wartawan atau pekerja media berita yang melaporkan isu-isu lingkungan hidup telah diserang dalam 15 tahun terakhir ini,” cuit UNESCO di X.

Lebih jauh badan dunia itu menyerukan dukungan yang lebih kuat bagi wartawan-wartawan lingkungan hidup dan “tata kelola platform digital yang lebih baik.”

Secara lebih luas, UNESCO mempromosikan keselamatan jurnalis melalui peningkatan kesadaran global, pelatihan, dan dengan mengkoordinasikan implementasi Rencana Aksi PBB tentang Keselamatan Jurnalis dan Isu Impunitas. [em/es]

Forum

XS
SM
MD
LG